Kajian Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Dari Segi Sejarah, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi

Kajian Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Dari Segi Sejarah, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi

--KODE IKLAN UNTUK DI ATAS ARTIKEL BAWAH JUDUL--
--KODE IKLAN DI TENGAH ARTIKEL--

Sampah plastik adalah sampah yang tergolong sampah anorganik yang sulit diura, disamping itu Indonesia yang merupakan negara penyumbang sampah plastik terbanyak ke-dua setelah Tiongkok. Mengatasi hal tersebut akhirnya pemerintah pada perayaan hari sampah 21 Februari 2016 yang lalu, menerapkan sebuah kebijakan baru, yatu kebijakan kantong plastik berbayar, sebuah aturan baru yang jika kantong palstik biasanya didapat secara gratis saat masyarakat berbelanja, setelah diberlakukannya kebijakan ini maka masyarakat diharuskan membeli kantong plastik sebagai wadah berbagai produk yang mereka beli. Asusmsi nya adalah jika mereka tidak mau membeli kantong plastik ini masyarakat harus membawa wadah belanjaan dari rumah masing masing, dengan demikian, penggunaan kantong plastik akan berkurang.
Kalau ditinjau atau dikaji dari empat aspek yaitu Sejarah, Ekonomi, Geografi, dan Sosial kebijakan ini memberikan efek yang sangat beragam.
1.      Sejarah.
Indonesia memang terkenal sebagai negara subur-makmur, kaya-raya, dan berbagai hasil alam dapat mudah ditemui di tanah tercinta ini, itulah sebagaian alasan mengapa banyaknya bangsa asing dulu yang berdatangan ke Indonesia untuk mengeksplor kekayaan Indonesia. Selain itu kesuburan tanah Indonesia pun sempat menjadi inspirasi musisi Koes Plus untuk menciptakan sebuah lagu berjudul Kolam Susu, pada lagu ini terdapat lirik yang berbunyi “orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”. Lirik tersebut mengibaratkan bahwa saking suburnya tanah Indonesia tongkat kayu saja bisa menjadi tanaman.
Tapi itu mungkih hanya tinggal kenangan, kesuburan Indonesia yang kini semakin terkikis oleh ulah-ulah tangan masyarakatnya yang tak bertanggung jawab, banjir, longsor, dan berbagai bencana alam lainnya seolah kini menjadi langganan tahuna  tanah air ini, itu semua terjadi karena kualitas tanah semakin buruk, tanah yang tak mampu menyerap air dengan baik disebabkan oleh banyaknya usur negatif dalam tanah, salah satunya adalah plastik. 
Kebijakan kantong plastik berbayar yang diterapkan pemerintah belakangan ini jika ditinjau dari sisi sejarah memang memberi nilai positif, yaitu untuk kembali menyuburkan tanah Indonesia dengan menguranginya sampah plastik yang seolah kian hari kian mencemari tanah.
2.      Ekonomi
Kebijakan kantong plastik berbayar jika ditinjau dari segi ekonomi, memang merugikan masyarakat, masyarakat harus menambah biaya ekstra antara Rp.200 – Rp.250 untuk membeli satu buah kantong plastik ukuran sedang, bayangkan jika belanjaan masyarakat tersebut banyak maka akan semakin banyak pula kantong plastik yang digunakan, yang artinya uang yang dikeluarkan untuk membeli kantong plastik pun akan bertambah. Tapi itulah cara pandan orang rugi yang juga mau merugikan tanah air sendiri dengan memberi dampak buruk dari semakin menumpuknya sampah plastik di Indonesia.
Untuk masyarakat cerdas, menyikapi keadaan ini, dan sebagi bentuk dukungan atas kebijakan pemerintah, mereka akan membawa tas belanja atau kantong belanja saat mereka berbelanja ke supermarket atau toko sejenisnya. Memang kalau dilihat dari harganya, kantong belanja ini jauh lebih mahal dari kantong plastik biasa, tetapi kantong benja ini dapat digunakan puluhan bahkan ratusan kali, yang jka diperhitungkan malah jauh lebih ekonomis dibanding dengan membeli Rp. 200 untuk sebuah kantong plastik setiap kali belanja.
3.      Geografi
Kebijakan kantong plastik berbayar jika ditinjau dari Apsek Goegrafi memang sangat meberi kontbusi yang baik terhadap negeri ini. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia adalah negara kepulauan dengan 2/3 wilayah Indonesia adalah lautan, oleh sebab itu maka mayoritas limbah di Indonesia dibuang ke laut. Semakin banyaknya limbah terutama limbah plastik yang Indonesia buang ke laut, itu artinya Indonesia semakin mencemari dunia. 
Selain itu, Indonesia yang berada pada di atas 3 lempeng bumi, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Ketiga lempeng ini masih aktif dan terus bergerak, pergerakan ini akan semakin parah jika kualitas tanahnya sudah tidak stabil, salah satu ketidak stabilan tanah adalah tidak mampunya tanah menyerap air dengan baik, dan penyebab tidak maksimalnya daya serap air pada tanah ini dipicu oleh semakin menumpuknya sampah platik dalam tanah. jika kondisi ini terus berlanjut, dapat dipastikan tanah Indonesia akan terus bergerak tidak karuan.
4.      Sosiologi.
Seperti kita ketahui, bahwa sosiologi adalah ilmu yang prilaku sosial masyarakat, baik itu kaitannya antara masing masing individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Kajian kebijakan kantong plastik berbayar dari segi sosiologi berati mengkaji perubahan prilaku masyarakat atas kebijakan kantong pastik berbayar.
Beragam respon masyarakat yang muncul atas kebijakan ini diantaranya:
a.       Kemompok masyarakat tak acuh.
Kelompok ini adalah kelompok masyarakat yang tidak mempedulikan kebijakan tersebut, yaitu, mereka yang tetap menggunakan kantong plastik, meskipun mereka harus mengeluarkan sedikit uangnya untuk membeli selembar kantong plastik.
b.      Kemompok masyarakat peduli
Kelompok ini mendukung tujuan utama kebijakan pemerintah, mereka tahu dari tujuan pemberlakuan kebijakan tersebut, dan mereka mulai menjalaninya dengan tujuan merealisasikan program yang di harapka pemerintah.
 
--KODE IKLAN BUAT DI BAWAH AKHIR ARTIKEL--

0 Response to "Kajian Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Dari Segi Sejarah, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi"

Post a Comment