1. Pengertian sastra
A.
Sastra
Dalam Pengertian Umum
Sastra (Sanskerta:
shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti
“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang
berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”.
Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu.
B.
Pengertian
Sastra Menurut Para Ahli
-
Mursal
Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan
dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan
masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif
terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
-
Semi
(1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil
pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya
menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
-
Panuti
Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang
memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan
dalam isi, dan ungkapanya.
-
Ahmad
Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang
mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat
imajinatif.
-
Eagleton
(1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle
letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai
cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan
dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
-
Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran
dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam
semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra
semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
-
Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui
agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
-
Sapardi
(1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga
sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan
ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu
sendiri adalah suatu kenyataan social.
-
Taum
(1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang
bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan
berguna yang menandakan hal-hal lain”
2.
Genre sastra
Istilah genre berasal
dari bahasa bahasa Prancis yang berati ‘jenis’. Jadi, genre sastra berarti
jenis karya sastra. Ahli pikir yang pertama meletakkan dasar teori genre adalah
Aristoteles dalam tulisannya yang terkenal yaitu Poetica. Teori Aristoteles
tentang jenis karya sastra didasarkan pada karya sastra Yunani klasik., tetapi
yang menarik dari teori tersebut adalah teori tersebut dapat diterapkan pada
karya sastra lain di seluruh dunia.
Menurut Aristoteles, karya sastra berdasarkan
ragam perwujudannya terdiri atas 3 macam, yaitu epik, lirik, dan drama
(Teuw,1984: 109). Epik adalah teks yang sebagian berisi deskripsi (paparan
kisah), dan sebagian lainnya berisi ujaran tokoh (cakapan). Epik ini biasa
disebut prosa. Lirik adalah ungkapan ide atau perasaan pengarang. Dalam hal ini
yang berbicara adalah 'aku' lirik, yang biasa disebut penyair. Lirik inilah
yang sekarang dikenal sebagai puisi atau sajak, yakni karya sastra yang berisi
ekspresi (curahan) perasaan pribadi yang lebih mengutamakan cara
mengekpresikannya. Drama adalah karya sastra yang didominasi oleh cakapan para
tokoh. Kriteria drama yang membedakan dengan 2 jenis karya sastra lainnya
adalah hubungan manusia dengan dunia ruang dan waktu.
Lirik bersifat
subjektif, karena hanya mengemukakan dunia penyair. Drama bersifat objektif,
karena sama sekali tidak mengemukakab dunia pengarangnya, tanpa deskripsi di
luar cakapan. Adapun epik adalah campuran antara subjektif dan objektif.
Tentang waktu, dalam karya sastra epik waktu mengalir linear (kronologi atau
flashback); dalam drama, waktu diaktualisasikan (terjadi sekarang); dan dalam
lirik, waktu seolah-olah beku karena sesungguhnya lirik tidak dapat terikat
oleh waktu (Hartoko, 1986:53).
Penelitian tentang genre sastra terus
berkembang dari waktu ke waktu, dan seringkali tidak memuaskan karena
pengertian-pengertian yang dirumuskan selalu saja bergeser dan mengalami
perubahan. Hal itu disebabkan oleh selalu adanya perubahan-perubahan konsep
tentang karya sastra. Namun demikian, meskipun konsep-konsep tentang karya
sastra selalu berubah, tetapi objek studi sastra dapat dikatakan tetap sama,
yaitu puisi, prosa, dan drama.
A.
Puisi
1.
Pengertian
Puisi
Puisi merupakan salah
satu ragam karya sastra yang terikat dengan irama, ritma, rima, bait, larik dan
ditandai dengan bahasa yang padat. Puisi juga merupakan seni tertulis yang mana
menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya atau keindahanya. Puisi
dibedakan menjadi dua yakni puisi lama & puisi baru.
a.
Puisi
lama
Puisi Lama ialah puisi yang terikat dengan
aturan-aturan tertentu. Aturan-aturan tersebut antara lain : Jumlah kata dalam
satu baris; jumlah baris dalam satu bait; rima (persajakan ); banyaknya suku
kata dalam setiap baris; dan irama.
-
Ciri-Ciri
Puisi Lama
Ada beberapa ciri puisi lama, antara lain
sebagai berikut:
1.
Berupa
puisi rakyat yang tidak diketahui nama pengarangnya.
2.
Terikat
oleh aturan-aturan seperti jumlah baris dalam setiap baitnya, sajak dan jumlah
suku kata dalam setiap barisnya.
3.
Disampaikan
dari mulut ke mulut sehingga sering disebut juga dengan sastra lisan /
kesusastraan lisan.
4.
Menggunakan
majas/gaya bahasa tetap (statis) & klise.
5.
Berisikan
tentang kerajaan, fantastis & istanasentris.
-
Jenis
Puisi lama
Ada beberapa jenis-jenis puisi lama antara
lain:
1.
Mantra
yakni ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan ghaib.
2.
Pantun
merupakan puisi yang bersajak a-b-a-b, dimana pada tiap bait ada 4 baris, dalam
tiap baris terdiri dari 8 -12 suku kata, dan 2 baris pertama sebagai sampiran
dan 2 baris setelahnya sebagai isi.
3.
Karmina
yang merupakan pantun kilat seperti pantun tetapi lebih pendek
4.
Gurindam
ialah puisi dimana pada tiap bait terdiri dari 2 baris, bersajakkan a-a-a-a,
dan berisikan nasihat.
5.
Seloka
yakni pantun berkait yang ditulis menggunakan bentuk syair atau pantun, bisa
empat batis atau lebih.
6.
Syair
yang merupakan puisi dengan ciri-cirinya yakni pada tiap bait ada 4 baris,
bersajakkan a-a-a-a, dan berisikan nasehat-nasehat atau cerita.
7.
Talibun
yaitu pantun genap dimana pada tiap bait terdiri dari 6/8/10 baris.
b.
Puisi
baru
Puisi baru ialah puisi yang tidak terikat
oleh aturan-aturan sehingga lebih bebas bentuknya daripada puisi lama, baik
dalam segi jumlah suku kata, baris, ataupun sajaknya.
-
Ciri-Ciri
Puisi Baru
Ciri-ciri puisi baru, antara lain:
1.
Diketahui
nama pengarangnya
2.
Perkembangannya
secara lisan dan tertulis
3.
Tidak
terikat oleh aturan seperti jumlah baris, jumlah suku kata dan rima.
4.
Menggunakan
majas / gaya bahasa yang berubah-ubah (dinamis).
5.
Pada
umumnya berisikan tentang kehidupan
6.
Biasanya
lebih banyak menggunakan sajak pantun & syair
7.
Bentuknya
lebih rapi dan simetris
8.
Memiliki
rima akhir yang lebih teratur
9.
Pada
tiap-tiap baris berupa kesatuan sintaksis
-
Jenis
Puisi Baru
Berikut adalah jenis-jenis dari puisi baru:
1.
Balada
yakni puisi yang berisikan sebuah cerita atau kisah.
2.
Himne
yaitu puisi pujaan yang ditujukan untuk Tuhan, pahlawan dan tanah air.
3.
Ode
ialah puisi yang berbentuk sanjungan untuk orang-orang yang berjasa.
Menggunakan nada atau irama yang sangat resmi, membahas tentang sesuatu yang
mulia, dan memiliki sifat yang menyanjung.
4.
Epigram
merupakan puisi yang berisikan ajaran ataupun tuntunan.
5.
Romansa
ialah puisi yang isinya tentang luapan perasaan cinta dan kasih sayang.
6.
Elegi
yakni puisi tentang kesedihan.
7.
Satire
ialah puisi yang isinya berupa sindiran ataupun kritikan.
8.
Distikon
merupakan puisi dimana pada tiap baitnya terdiri dari 2 baris.
9.
Terzina
ialah puisi dimana tiap baitnya terdiri atas 3 baris.
10.
Kuatrain
yakni puisi empat seuntai dimana puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris .
11.
Kuint
ialah puisi lima seuntai yang mana pada tiap baitnya terdiri dari 5 baris.
12.
Sektet
yaitu puisi enam seuntai yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.
13.
Septime
ialah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris atau puisi tujuh seuntai.
14.
Oktaf/Stanza
merupakan puisi dimana tiap baitnya terdiri dari 8 baris.
15.
Soneta
ialah puisi yang terdiri dari 14 baris dan terbagi menjadi dua, yakni pada dua
bait pertama masing-masing empat baris dan pada dua bait kedua masing-masing
tiga baris.
B.
Prosa
1.
Pengertian
Prosa
Prosaadalah suatu
karya sastra yang berbentuk tulisan dan bersifat bebas, yang dimaksud dengan
bersifat bebas adalah karya sastra ini tidak terikat oleh aturan-aturan
penulisan karya sastra lainnya seperti rima, irama, diksi, dan lain-lain.
Berdasarkan jenisnya,
prosa dapat dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu prosa lama dan prosa baru.
Di bawah ini adalah macam-macam bentuk dan contoh prosa lama dan prosa baru.
a.
Prosa
lama
Prosa lama adalah sebuah karya sastra yang
belum mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Pada awalnya prosa lama
berbentuk lisan karena belum ditemukannya alat tulis menulis. Namun, kini prosa
lama juga dapat ditemukan dalam bentuk tulisan. Adapun bentuk-bentuk prosa
lama, diantaranya adalah:
-
Hikayat
Hikayat merupakan cerita yang berisi tentang
kehidupan para dewi, dewa, pangeran, raja, dan lain-lain. Cerita-cerita yang
ada di dalam hikayat bersifat fiksi dan tidak masuk akal. Contohnya adalah
Hikayat Hang Jebat, Hikayat Nabi Sulaiman, Hikayat Raja Bijak, dan lain-lain.
-
Sejarah
(Tambo)
Sejarah adalah salah satu bentuk prosa lama
yang bercerita tentang peristiwa-peristiwa tertentu. Sejarah sastra lama
berbeda dengan sejarah yang ditulis pada masa kini. Kebanyakana sastra lama
sejarah disampaikan dengan menambahkan penyedap atau bumbu-bumbu cerita
sehingga terdengar lebih menarik. Sedangkan sejarah yang ditulis pada masa kini
sama persis dengan kejadian sebenarnya dan dapat dibuktikan dengan fakta.
Contoh bentuk prosa lama sejarah adalah Sejarah Melayu yang ditulis oleh Tun
Sri Lanang pada tahun 1612.
-
Kisah
Kisah adalah prosa lama yang berbentuk
cerita-cerita pendek. Biasanya kisah bercerita tantang sebuah perjalanan,
pengalaman atau petualangan orang-orang dahulu. Salah satu ontoh prosa lama
kisah adalah Kisah Raja Abdullah menuju Kota Mekkah.
-
Dongeng
Salah satu bentuk prosa lama yang sangat
popular adalah dongeng. Bentuk prosa lama ini bercerita tentang
khayalan-khayalan masyrakat pada zaman dahulu. Ragam dan bentuk dongeng pun
berbeda-beda sesuai dengan isinya. Bentuk-bentuk dongeng antara lain Myth (Mitos), Legenda, Fabel, Sage, dan Jenaka
atau Pandir.
b.
Prosa
Baru
Prosa baru adalah bentuk prosa yang muncul
setelah mendapat pengaruh dari budaya-budaya asing atau barat. Bentuk prosa ini
muncul setelah prosa lama dianggap telah kuno. Bentuk-bentuk prosa baru antara
lain:
-
Roman
Roman adalah prosa baru yang menceritakan
tentang kehidupan seseorang, dimulai dari lahir hingga kematiannya. Prosa ini
menyajikan suatu aspek kehidupan masyarakat secara utuh dan menyeluruh dan
memiliki banyak alur yang bercabang-cabang. Salah satu contoh roman adalah
Layar Terkembang karya Sultan Takdir Ali Syahbana.
-
Novel
Bentuk prosa baru ini menceritakan sebuah
cerita atau kisah yang panjang. Novel menceritakan sebagian kehidupan seseorang
sebagai tokoh utama yang mengandung beberapa konflik. Konfilk-konflik
tersebutlah yang merubah kehidupan pelaku utamanya. Contohnya adalah Novel
Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Ave Maria, dan lain-lain.
-
Cerpen
Cerpen adalah salah satu bentuk prosa baru
yang cukup popular. Prosa baru ini menceritakan sebuah pengalaman atau sebgaian
kecil kisah pelaku utamanya. Yang membedakan cerpen dengan novel adalah konflik
pada cerpen hanya satu dan tidak meyebabkan perubahan sikap pada tokoh utama,
sedangkan pada novel banyak ditemukan konflik. Contoh cerpen antara lain
Robohnya Surau Kami karya A.A Navis, Keluarga Gerilya karya Pramoedya Ananta,
dan lain-lain.
-
Riwayat
Riwayat menceritakan sebuah kisah yang berisi
tentang pengalaman-pengalam hidup seseorang yang diangkat dari kisah nyata
orang tersebut dari lahir hingga meninggal. Biasanya yang dieritakan adalah
tokoh-tokoh terkenal dan menginspirasi orang banyak. Ada beberapa jenis riwayat
yaitu biografi dan otobiografi. Biografi merupakan kisah tokoh yang ditulis
oleh orang lain. Sedangkan otobiografi kisah yang ditulis oleh orang yang
bersangkutan.
-
Kritik
Kritik berbentuk sebuah uraian-uraian
pertimbangan seseorang terhadap suatu hasil kerja atau karya orang lain. Kritik
berisi alasan-alasan tertentu dan bersifat objektif atau menghakimi.
-
Resensi
Resensi adalah prosa baru yang isinya
membicarakan atau mengulas suatu karya baik yang berbentuk buku, film, lagu
maupun jenis karya seni lainnya. Resensi bertujuan untuk memberikan penilaian
terhadap suatu karya baik dari segi tema, tokoh, alur dan unsur-unsur lainnya
agar menjadi pertimbangan bagi pembaca untuk menikmati atau tidak karya
tersebut.
-
Esai
Bentuk prosa baru yang terakhir adalah Esai.
Prosa ini berisi tulisan-tulisan yang mengandung pendapat-pendapat pribadi
penulisnya terhadap sesuatu yang sedang menjadi bahan pembicaraan hangat di
masyarakat.
C.
Drama
1.
Pengertian
Drama
Drama sendiri berasal
dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti berbuat, bertindak, dan
sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan.
Secara umum, pengertian drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam
bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah
drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama juga dapat dikatakan sebagai
cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan sebuah naskah.
Pada umumnya, drama
memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta drama dalam arti sempit.
Pengertian drama dalam arti luas adalah semua bentuk tontonan atau pertunjukkan
yang mengandung cerita yang ditontonkan atau dipertunjukkan di depan khalayak
umum. Sedangkan pengertian drama dalam arti sempit ialah sebuah kisah hidup
manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan di atas panggung.
Drama merupakan
karangan yang menggambarkan suatu kehidupan serta watak manusia dalam
berperilaku yang dipentaskan dalam beberapa babak.
2.
Jenis-Jenis
Drama
Ada beberapa jenis
drama tergantung dari dasar yang digunakannya. Dalam bentuk pembagian jenis
drama, biasanya digunakan 3 dasar, yaitu : berdasarkan penyajian kisah drama,
berdasarkan sarana, serta berdasarkan keberadaan naskah drama tersebut.
a.
Jenis
drama berdasarkan penyajian kisah, drama dapat dibedakan menjadi 8 jenis,
antara lain:
-
Tragedi:
drama yang bercerita tentang kesedihan.
-
Komedi:
drama yang bercerita tentang komedi yang penuh dengan kelucuan.
-
Tragekomedi:
perpaduan antara kisah drama tragedi dan komedi.
-
Opera:
drama yang dialognya dengan cara dinyanyikan dan diiringi musik.
-
Melodrama:
drama yang dialognya diucapkan dan dengan diiringi musik.
-
Farce:
drama yang menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya drama tersebut dagelan.
-
Tablo:
jenis drama yang lebih mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan
suatu dialog, namun dengan melakukan berbagai gerakan.
-
Sendratari:
gabungan antara seni drama serta seni tari.
b.
Jenis
drama berdasarkan dari sarana pementasannya, pembagian jenis drama antara lain:
-
Drama
Panggung: drama yang sepenuhnya dimainkan dipanggung.
-
Drama
Radio: drama radio tidak seperti biasanya. Drama ini tidak dapat dilihat, tepai
hanya dapat didengerkan oleh penikmatnya saja dengan melalui radio.
-
Drama
Televisi: hampir sama dengan drama panggung, namun drama televisi tidak dapat
diraba.
-
Drama
Film: drama film menggunakan media layar lebar serta biasanya dipertunjukkan di
bioskop.
-
Drama
Wayang: drama yang diiringi dengan pagelaran wayang.
-
Drama
Boneka: para tokoh drama tidak dimainkan oleh aktor manusia sungguhan, tetapi
digambarkan dengan boneka yang dimainkan beberapa orang.
c.
Jenis
drama berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama
berdasarkan ada tidaknya naskah drama antara lain :
-
Drama
Tradisional: yaitu drama yang tidak menggunakan naskah.
-
Drama
Modern: yaitu drama yang menggunakan naskah.
3.
Unsur-Unsur
Drama
Berikut unsur-unsur drama :
a.
Tema
merupakan ide pokok atau sebuah gagasan utama dalam cerita drama.
b.
Alur
yaitu jalan cerita dari pertunjukkan drama dimulai pada babak pertama sampai
babak terakhir.
c.
Tokoh
drama terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama disebut juga
dengan primadona sedangkan peran pembantu disebut dengan figuran.
d.
Watak
merupakan perilaku yang diperankan oleh si tokoh drama tersebut. Watak
protagonis adalah salah satu jenis watak dan protagonis adalah berwatak baik.
Sedangkan watak antagonis merupakan watak yang jahat.
e.
Latar
adalah gambaran tempat, waktu, serta situasi yang terjadi dalam kisah drama
yang berlangsung.
Baca Juga :
f.
Amanat
drama merupakan pesan yang disampaikan dari pengarang cerita drama tersebut
kepada penonton. Amanat drama dapat disampaikan dengan melalui peran para tokoh
drama tersebut.
0 Response to "Pengertian dan Genre Sastra"
Post a Comment